Backtobdm dan Rekhas Tailor Berbagi – Pesan Kemanusiaan dari Gunung Sindur

Budiman Tanuredjo

Minggu pagi, 15 Desember 2024, saya tiba di Panti Asuhan Anak Berkebutuhan Khusus di Kawasan Gunung Sindur, Bogor. Tiada tujuan lain selain berbagi kepada mereka yang sangat membutuhkan. Saya diterima Suster Caecilia dengan ramah. Anak-anak panti berkaus merah menyambut saya yang datang bersama istri dan anak-anak saya. Penghuni panti itu mengalami keterbelakangan mental. Mereka berkebutuhan khusus.

Di Panti ada 70-an anak-anak berkebutuhan khusus. “Ini rencana Tuhan yang harus saya jalani, kami merawat mereka, menemani mereka,” ujar Suster Caecilia yang berasal dari Kulonprogo, Yogyakarta kepada saya. Kebutuhan panti “ditanggung” bersama solidaritas warga yang ingin berbagi untuk sesama. “Ada saja yang membantu kami dari warga, dari gereja untuk terus menghidupi dan menemani mereka,” ujar Caecilia.

Mungkin inilah yang disebut gotong royong di antara sesama masyarakat.

Adakah bantuan dari pemerintah, saya bertanya dan dijawab Suster Caecilia, “Tidak ada atau tidak ada yang nyampe ke sini.”

Suster Caecilia mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan. Saya menyalurkan bantuan hasil kolaborasi backtobdm.com dengan Rekhas Tailor dengan nilai sekitar Rp 4.941.000. Bantuan yang diserahkah meliputi beras 100 kilogram, terigu (12 kilogram), minyak goreng (3 lusin), mie ayam telor (satu karton), bihun jagung (dua bal), biskuit Roma (dua karton), biskuit Malkist (satu karton), biskuit Crackers (satu karton), teh celup (satu karton), gula (10 kg), garam meja (empat pak), Sunlight cuci piring (satu karton), kecap (satu galon lima liter), Rinso bubuk (dua karton), sikat gigi (enam lusin), pasta gigi (enam lusin), dan telur (10 kg).

Barang-barang bantuan yang diserahkan kepada pihak panti asuhan.

Kanal Youtube Budiman Tanuredjo dengan subkanal backtobdm dan beyondheadline dan personal website backtobdm.com serta Spotify @backtobdm adalah personal media yang saya bangun sejak resmi pensiun dari Harian Kompas, 25 Februari 2024. Personal media itu saya gunakan untuk mengingatkan yang mapan, dan menghibur yang papa. Sebuah pandangan jurnalistik yang kerap disampaikan Pendiri Kompas Jakob Oetama. Pandangan itu saya adopsi dengan tema, “jurnalisme untuk sesama”.

Jurnalisme untuk sesama adalah praksis langsung agar “danyang” jurnalisme tidak oncat dari medianya. “Danyang” sering saya artikan sebagai roh atau nilai untuk mengingatkan yang mapan dan membantu yang papa.

BDM dan Munesh Malik.

Saya mengajak Rekhas Tailor melalui Mas Munesh Malik untuk berkolaborasi mengembangkan jurnalisme untuk sesama. Jurnalisme harus membawa manfaat bagi sesama dalam arti yang konkret. Pada tahap awal dan pertama, saya menyalurkan bahan-bahan pokok sebagai wujud bela rasa dengan saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus menjelang Natal dan Tahun Baru 2024. Program ini akan berkembang di kemudian hari.

BDM bersama sejumlab anak-anak panti asuhan.

Wajah-wajah anak-anak panti asuhan itu begitu jujur. Wajah seadanya. Wajah-wajah kemanusiaan yang tulus ketika saya datang. Suara mereka hampir tak pernah terdengar dalam panggung-panggung gemerlap para politisi Indonesia.

Di tengah keluguan anak-anak panti saya teringat, ucapan Paus Fransiskus dalam satu audiensi:
“Anak-anak berkebutuhan khusus mengingatkan kita akan kebutuhan kita untuk mencintai secara tulus, melayani tanpa pamrih, dan memahami kelemahan manusia sebagai bagian integral dari keberadaan kita.”

Pemikir kebhinekaan Sukidi dalam esainya di Kompas, 5 Setember 2024, menulis, Fransiskus dari Argentina adalah Paus bagi orang miskin. Sebuah nama yang mencerminkan preferensi pelayanan bagi masyarakat miskin, bagi mereka yang terpinggirkan, dan bagi mereka yang hidup dalam pengangguran, kelaparan, pengasingan, dan peperangan. Ia mengingatkan umatnya bahwa menjadi suci bukan dengan ”menarik diri dari urusan sehari-hari dan menyediakan banyak waktu untuk berdoa” (Kardinal Suharyo, 2024), melainkan dengan terlibat aktif dalam perjuangan bersama melawan kemiskinan.

Perjuangan bersama itu dimulai dari keteladanan hidupnya dengan memilih menjadi miskin dan berjuang untuk orang miskin. Mata air keteladanan itu disertai dengan perwujudan ajaran sosial Gereja. ”Betapa saya menginginkan sebuah Gereja yang miskin dan diperuntukkan (sebesar-besarnya) bagi masyarakat miskin!” Harapan Fransiskus sejak misi awal kepausannya itu menandai perubahan ke arah wajah baru Gereja sebagai prinsip dan pedoman bagi budaya peduli pada harkat dan martabat seluruh manusia, terutama jeritan dan tangisan orang miskin.

Daftar bantuan yang diberikan.

Di tengah kehadiran negara melalui pajak-pajak yang kian memberatkan masyarakat karena hutang-hutang yang menumpuk, peringatan keras Fransiskus mestinya menyadarkan nurani anak-anak bangsa, khususnya elite negeri, Paus mengajak semua pemimpin untuk menyelamatkan manusia dari krisis kemanusiaan, krisis yang menelanjangi manusia, dan krisis yang menjerumuskan manusia pada kehancuran. Skandal kemiskinan hanyalah representasi di antara fenomena krisis kemanusiaan yang mendalam dan luas.

Tanpa ada kesadaran bersama untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, Fransiskus mengingatkan bahwa kita tidak akan mampu untuk menemukan solusi atas permasalahan dunia. Saatnya kita terpanggil untuk belajar memberikan teladan moral bagi orang yang kurang beruntung di tengah ketimpangan yang menjadi akar berbagai penyakit sosial.***


Comments

One response to “Backtobdm dan Rekhas Tailor Berbagi – Pesan Kemanusiaan dari Gunung Sindur”

  1. Tisnawati Simowibowo Avatar
    Tisnawati Simowibowo

    Saling memberi hadiah Natal yang paling manis sebagai penutup tahun 2024. Pak BDM, Bu Endang, bekerja sama dg Pak Munesh Malik memberikan perhatian dan kasih sayang kepada Sr Caecilia dan anak-anak di panti. Sedangkan mereka memberikan kehangatan lewat kepolosan dan sorot-sorot mata ceria dikunjungi dan mendapatkan barang-barang yang
    mereka butuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *